Five Horizons   untuk mereka yang kesepian, dan terasing, di rumahnya sendiri...

Thursday, July 29, 2004

Reality bites

Film drama romantis tahun 1994 ini dirilis kembali DVD nya. Dengan bintang-bintang Winona Ryder as Lelaina, Ethan Hawke as Troy, Janeane Garofalo as Vicky, Steve Zahn as Sammy, and Ben Stiller as Michael (yang biasanya bermain komedi). Bercerita tentang 4 sahabat: Lelaina, Vicky, Troy dan Sammy yang baru saja lulus kuliah. Mereka mulai dihadapkan kepada kenyataan hidup yang ternyata, tidak semudah yang dilihat. Dengan idiealisme yang tinggi -seperti membantu korban kelaparan di afrika. aih matek-. Mereka adalah generasi yang menggabungkan kecintaaan pada idealisme, kreativitas dan kesadaran untuk menghasilkan karya yang berdaya jual tinggi. Mereka adalah generasi yang yang tumbuh dalam dunia penuh warna dimana rokok yang digemari adalah Camel dan air yang menarik untuk diminum adalah evian (dibalik: n-a-i-v-e).
Sebagai generasi 'baru' yang oleh ayah Lelaina -sebagai anggota 'generasi lama'- disebut sebgai generasi yang tidak bertanggungjawab dan malas. Kesulitan-kesulitan mulai timbul dari Troy yang dipecat, kemudian Lelaine dipecat juga, kesulitan membayar uang sewa hingga kerja serabutan Lelaine. Cinta segitiga Troy - Lelaine - Michael juga asyik untuk disimak.
Reality Bites adalah drama segar yang selalu enak ditonton kapan saja. Ada kekuatan berupa energi dan passion yang datang dari generasi muda yang menghasilkan ide-ide segar. Cerita yang mengalir dan dihiasi oleh Soundtrack yang menjadi hits pada jamannya seperti; baby i love your way.
Namun, hidup tidak sesederhana yang dipikirkan Troy. "See Lainy, this is all we need. A couple of smokes, a cup of coffee, and a little bit of conversation. You and me and five bucks".
Memang, reality bites

|

posted by Autotechnology on 1:09 PM | permalink

Tuesday, July 27, 2004

Quentin Tarantino: Kebudayaan Pop vs. Seni Independen



Quentin Tarantino mungkin bakat terbesar yang muncul di dunia film Hollywood. Quentin mulai belajar ihwal film saat bekerja di sebuah penyewaan video. Tempatnya bekerja saat itu mempunyai koleksi video sangat lengkap sehingga ia dapat mempelajari berbagai film karya sutradara besar secara langsung, dengan menontonnya tentu saja. Saat bekerja di penyewaan itu juga, ia mulai menulis skenario film dan skenario yang diselesaikannya berjudul
True Romance. Ia mengerjakan skenario ini bersama Roger Avery. Mereka kemudia berusaha mengangkat skenario ini ke layar lebar, tapi gagal (karena tidak punya duit) dan akhirnya dijual ke
Tony Scott.



Bulan Oktober 1994, Quentin kembali membuat kejutan dengan melepas film Pulp Fiction yang dimainkan antara lain oleh
John Travolta, Bruce Wiilis dan Samuel L. Jackson. Hebatnya, film yang berbiaya $8 juta ini, bisa meraup untung $ 100 juta hanya di AS saja. Sukses Pulp Fiction membuat nama Quentin makin membumbung. Di tahun 1995 ia membuat semi-dokmenter
The Four Rooms, yang banyak mengilhami reality show saat ini seperti Road Rules (produksi Mtv).



Terakhir Quentin menggarap film Kill Bill (film berdarah-darah itu) yang berdurasi 4 jam lebih. Dan pihak studio merasa bingung karena Quentin tidak mengijinkan filmnya diedit untuk masa putar 2 jam dengan alasan merupakan pembodohan kepada penonton. Akhirnya, dicapai kesepakatan film ini akan dirilis dalam dua tahap yaitu
Kill Bill vol. 1 dan Kill Bill vol. 2.

|

posted by Autotechnology on 12:46 PM | permalink

Thursday, July 22, 2004

Some memories are best forgotten - Memento (movies)

Kesedihan pun perlu dinikmati

Tidak ada satu manusiapun yang bisa menukar seluruh air matanya dengan gelak tawa. Demikian juga sebaliknya, tidak ada manusia yang hanya dikaruniai air mata tanpa gelak tawa. Keduanya bagaikan musim hujan dan kemarau yang datang silih berganti.
Menyesali kehadiran air mata sama dengan menyesali kedatangan suatu musim. Karena, tanpa disadari air mata kerap menjadi pencuci jiwa dan hati yang menajubkan. Seringkali, air mata bahkan meningkatkan rasa syukur ketika gelak tawa datang.

Life moves pretty fast. If you don't stop and look around once in a while, you could miss it. - Ferris Bueller, "Ferris Bueller's Day Off"
------
(i should ask you again, -because good friends are still there when you say "go"-)

|

posted by Autotechnology on 6:34 PM | permalink

Tuesday, July 20, 2004

just a lil though

1. kenapa banyak mobil di jakarta? bahkan mobil2 yang aneh dan baru2.
2. kenapa banyak orang seneng liat (konser) AFI? (yeah. ini lagi, gak bosen kan?) padahal suaranya gak bagus2 amat. sember malah. cuma TIA aja yang keren.
3. ternyata sekolah SD di JAKARTA ini GRATIS loh... (sebuah langkah besar :D)
4. tapi masih banyak juga yang sampai sekarang masih belum dapat sekolahan (SLTP dan SLTA)
5. BI mau bangkrut! Kebayang ngga sih kalo BANK SENTRAL bangkrut? soalnya pemasukan lebih kecil dari pada pengeluaran. wah, bakalan kolaps lagi neeehh...
6. monorel sama SURAMADU lagi jalan. duit siapa sih?


|

posted by Autotechnology on 8:40 PM | permalink

Tuesday, July 13, 2004

It’s the saddest day of our lives


turut berduka


|

posted by Autotechnology on 4:28 PM | permalink

100 years of Neruda

100 tahun lalu telah lahir seorang penyair Chile, Pablo Neruda yang jatuh pada tanggal 11 Juli. Hal ini diperingati di Chile, dengan menggelar sajak terpanjang yang digelar di jalan-jalan Kota Valparaiso, Chile. Naskah yang panjangnya mencapai dua kilometer itu digelar mulai dari depan rumah Neruda, La Sebastiana di daerah pelabuhan, hingga ke pusat kota. Rekor ini akan dicatatkan pada Guiness Book of World Records.

Neruda bukan sekedar penyair. Dia juga seorang peraih nobel dan pemberi inspirasi masyarakat Chile. Berikut sepenggal puisi Neruda yang diterjemahkan dalam bahasa inggris:

I do not Love You
I do not love you as if you were salt-rose, or topaz
or the arrow of carnations the fire shoots off
I love you as certain dark things are to be loved
in secret, between the shadow and the soul

I love you as the plant that never blooms
but carries in itself light of hidden flowers
thanks to you love a certain solid fragrance
risen from the earth, lives darkly in my body

I love you without knowing how, or when, or from where
I love you straighforwardly, without cmplexities or pride
so I love you because I know no other way

that this; where I does not exist, nor you,
so close that your hand on my chest is my hand
so close that your eyes close as I fall asleep

|

posted by Autotechnology on 9:21 AM | permalink

Thursday, July 08, 2004

You say I only hear what I want to.
You say I talk so all the time so.
And I thought what I felt was simple,
and I thought that I don't belong,
and now that I am leaving,
now I know that I did something wrong 'cause I mised you.
Yeah yeah, I missed you.
And you say I only hear what I want to:
I don't listen hard,
don't pay attention to the distance that you're running
to anyone, anywhere,
I don't understand if you really care,
I'm only hearing negative: no, no, no.
So I turned the radio on, I turned the radio up,
and this woman was singing my song:
lover's in love, and the other's run away,
lover is crying 'cause the other won't stay.
Some of us hover when we weep for the other who was
dying since the day they were born.
Well, well, this is not that;
I think that I'm throwing, but I'm thrown.
And I thought I'd live forever, but now I'm not so sure.
You try to tell me that I'm clever,
but that won't take me anyhow, or anywhere with you.
You said that I was naive,
and I thought that I was strong.
I thought, "hey, I can leave, I can leave."
Oh, but now I know that I was wrong, 'cause I missed you.
Yeah, I miss you.
You said, "I caught you 'cause I want you and one day I'll let you go.
"You try to give away a keeper, or keep me 'cause you know you're just
scared to lose.
And you say, "Stay."
And you say I only hear what I want to.

(not just a lyric)

|

posted by Autotechnology on 6:08 PM | permalink

Saturday, July 03, 2004

GAYA JALANAN

Postingan kali ini gue akan ngomingin tentang: GAYA JALANAN atau dalam bahasa sundanya 'street wear'. Masyarakat kita yang sebelumnya awam tentang mode, kini sepertinya tidak mau ketinggalan. Mungkin ini disebabkan maraknya pertumbuhan mall di seantero jakarta. Entah ini pengaruh baik atau buruk, yang jelas mereka rela merogoh kantong untuk membeli pakaian dan aksesori yang sedang tren saat ini. Sekedar gambaran, orang-orang yang bekerja di perkantoran seputaran Thamrin - Sudirman, Jakarta, yang setiap hari menunggu bus (trans jakarta :p) di sepanjang jalan itu. Dilihat dari sisi penampilan dan busana yang dikenakan terlihat bagus dan gaya. Tidak perlu berbiaya tinggi, orang juga bisa tampil fashionable.

Fashionable kini bukan lagi monopoli tokoh ternama atau kaum selebritis. Sekarang, siapapun bisa tampil se-fashionable mungkin. Dengan adanya kemudahan di bidang teknologi informasi, mode menjadi cepat tersebar dan merata. Konsumen dirangsang untuk menyesuaikan diri dengan tren yang berlaku saat itu dan menghindar dari sebutan ketinggalan mode. Meskipun banyak juga yang menjadi korban.

Di awal 90-an, sebuah tren yang diperkenalkan perancang dapat dinikmati konsumen sampai dua-tiga tahun. Namun kini, perubahannya semakin cepat. Hanya dalam waktu 3-4 bulan tren pakaian sudah berganti dengan yang baru. Lihat saja, gaya halter sudah populer, sudah datang gaya asimetris dan lengan kelelawar. Belum lama gaya itu dinikmati, muncul gaya blus gipsi romantis sebagai gantinya. Dan, mengikuti tren fashion ini bukan lagi hak kalangan jet set semata, tetapi perilaku yang mirip penyakit ini dengan mudahnya ditiru masyarakat menengan - bawah. Bahkan, sudah mewabah ke semua golongan usia, baik tua-muda, pelajar, mahasiswa, profesional maupun pengusaha.

Mode pun bergulir yang dulu cacat kini jadi berkilat tergantung siapa yang memakainya. Dulu, di negeri asal-usulnya, jeans sobek atau jahitan mbrodol ini disebut unfinished. Busana yang belum selesai. Paradigma tren busana memang bergeser perlahan. Munculnya konsep cute grunge, yang akhirnya di blantika fesyen bernaung di bawah tema besar "unfinished", filosofinya adalah memadu kecantikan dan kesembarangan. Busana unfinished berevolusi dari gaya street fashion atau model anak jalanan. Grup musik The Tokyo Sex Pistols dinilai oleh banyak pengamat mode berhasil mengawinsilangkan punk dan unfinished. Busana mereka cabik-cabik, berjumbai, berhiaskan patchwork (tempelan kain menyerupai tambalan), sulaman compang-camping, plus rantai serta retsleting sebagai aksesori. Peleburan gaya punk dan bohemian diekspresikan lewat gelang tribal dan ikat pinggang metal.

Gaya jalanan diciptakan oleh subkultur masyarakat perkotaan dan memberi banyak sumbangan munculnya gaya sesaat maupun kecenderungan mode yang lebih panjang umurnya. Tiap gaya memiliki konsumen masing-masing. Tidak ada aturan pasti tentang apa yang dikenakan, dan tidak ada kesepakatan tentang mode ideal dalam mewakili budaya kontemporer. Meskipun sebenarnya, di Jakarta, moda angkutan kita tidak terlalu mendukung street wear ini. Mungkin mall wear kali yee...

Di Indonesia perilaku fashionable ini sebenarnya sudah ada dalam kultur masyarakat kita sejak zaman baheula. Ini terbukti dari beragamnya corak busana di tiap-tiap daerah di Indonesia. Karena itu, tak heran bila masyarakat kita senang memperhatikan tren busana.

Nah, bila anda memang sudah berbulat tekad untuk berbusana gaya jalanan, jangan kaget kalau tiba-tiba dipanggil oleh seseorang (yang tidak dikenal) dan diberi uang recehan, karena anda dikira 'anak jalanan'.

|

posted by Autotechnology on 10:27 AM | permalink