Five Horizons   untuk mereka yang kesepian, dan terasing, di rumahnya sendiri...

Tuesday, July 22, 2008

bagaimana memaklumkan kekerasan

seseorang untuk jadi panutan, sebagai benchmark, paling tidak dalam satu bidang (agama misalnya) tentu saja nggak gampang. karena ini bukan hanya satu dua hari pekerjaan tetapi jadi "gaya hidup" yang tercermin dalam kelakuan sehari-hari. ketika orang jadi panutan, atau sebutlah lebih banyak tahu tentang sesuatu, ini merupakan tanggung jawab yang besar. karena dia harus menyampaikan sesuatu yang pasti kebenarannya dan bukan opini pribadinya pada publik. tentu saja dia boleh berpendapat, boleh mempunyai reaksi terhadap sesuatu, tetapi ada tempat dan waktunya sendiri. di forum diskusi misalnya. bila salah.. ya salah (dibetulkan yang lain).

ceritanya begini: ada sesorang berkotbah pada kalayak ramai bahwa mengajak kepada kebenaran (amar ma'ruf) dan juga mencegah kejahatan(nahi munkar) harus berpedoman kepada Allah karena kebaikan dan kejahatan tidak bisa diintreprestasikan atas nama sesorang atau golongan. Tetapi, (biasa kalo sudah 'tetapi...' terusannya gak enak) di lain soal, ketika membicarakan tentang bentrokan antara satu golongan dan golongan lain di monas waktu lalu, beliau ini mengeluarkan excuse bahwa hal tersebut adalah karena 'provokasi' 'penghinaan agama' 'penodaan' 'memancing' 'pembiaran pemerintah' dan lainnya. Tidak satupun pengakuan bahwa hal tersebut adalah salah. Yang saya tahu, dimanapun, namanya pemukulan seseorang sampai gegar otak itu adalah 100 persen KEJAHATAN. titik. dan itu menurut Allah juga adalah MUNKAR. dan nabi Muhammad SAW pun bilamana anaknya tersayang mencuri, niscaya tangannya akan dipotong. titik. no excuse. tidak ada itu alasan 'miskin' 'untuk makan' 'khilaf' 'nggak sengaja'.

Yang buat saya aneh adalah khalayak merasa bahwa hal itu biasa saja, malah mendukung belau ini. kekerasan sudah menjadi biasa? atau memang kemasannya terlalu bagus?
Yang lebih parah adalah ketika beliau ini juga seolah mengancam di hadapan khalayak ramai bahwa akan terjadi KONFLIK HORISONTAL ketika hal ini dibiarkan (ya ini sudah agak basi sih memang si beliau). ketika menjadi 'corong' untuk mengajak khalayak ramai, tentunya dibutuhkan kebijaksanaan dan juga akal sehat. seharusnya beliau ini mengajak untuk masing2 pihak menahan diri, menghindari perpecahan dan kekerasan, memberi kesempatan pada pemerintah, memberi kesempatan pada hukum. bukan malah menganjurkan kekerasan? sama sekali tidak keluar anjuran untuk menahan diri, walaupun MUI pun mengeluarkan ini ketika menjudge hal tersebut.

Iseng-iseng saya google tentang gugatan, clash action si anu dengan si anu, pasal 156A, tidak ditemukan apapun. kenapa tidak ditempuh jalan yang lebih arif dan lebih memilih jalan kekerasan? atau sudahkah jalan non demo dan non pukul-pukulan bakar-bakaran ditempuh?

nabi ketika dihina di jalanan dengan dilempari kotoran setiap hari, malah mendoakan orang tersebut. ketika satu ketika orang tersebut tidak ada dan ternyata sakit, malah beliau membesuknya. ya memang kita bukan nabi, tapi mau kepada siapa kita mencontoh??

|

posted by Autotechnology on 12:32 PM | permalink