Five Horizons   untuk mereka yang kesepian, dan terasing, di rumahnya sendiri...

Tuesday, December 11, 2007

berburu celeng

kebuntuan, kebingungan, keputusasaan, kesia-siaan itulah yang sedang kita hadapi. sekian lama kita telah membanting tulang: kita telah bekerja keras membanting tulang! tetapi, seperti kata brecht, semua berakhir dengan kesia-siaan. sekarang kita malah berada dalam keadaan yang lebih parah dan sukar daripada permulaan.

malang sekali, semua ternyata telah menjadi celeng. di era ini, celeng-celeng gentayangan, malah dibanding dengan sebelumnya, celeng-celeng justru menunjukkan mukanya dengan terang-terangan. seakan ada banyak hawa celeng yang menyelimuti kita semua. hawa itu terhirup oleh siapa saja. yang dulu kelihatan baik, ternyata juga bisa menjadi celeng. yang dulunya celeng, juga tidak akan malu akan kecelengan dan pencelengan di masa lalu.

Leng ji leng beh, celeng siji celeng kabeh. Satu celeng, semuanya celeng. tragis memang, era baru ini seharusnya menyingsingkan fajar. menyibakkan mendung hitam yang menyelimuti, menimbulkan harapan baru, menitikkan sinar pencerahan. tetapi yang terjadi justru: era ini malah menyelimutkan kegelapan yang diam-diam menyelimuti kita. memakai kata brecht, justru di era ini "musuh menjadi lebih kokoh daripada sebelumnya, makin bertumbuh kekuatannya, makin tak terkalahkan sangar wajahnya." era ini telah miyak warana, menyingkapkan rahasia, siapa sebenernya diri kita: ternyata diri kita adalah musuh kita sendiri, kita ternyata mengandung musuh yang kita cari setengah mati.

Seperti musuh, tutur kita jadi tidak karu-karuan, kita mudah tidak sabar, kita kehilangan rasa malu, kita suka saling memaki dan menjatuhkan. seperti musuh kita, kita pandai memutar kata-kata yang dulu kita rasa jujur sekarang kita jadikan sumpah serapah. musuh kita ternyata adalah diri kita sendiri. kitalah celengnya. maka seperti brecht bertanya: "mestikah kita bahagia?"

takkan datang jawaban selain jawabanmu sendiri!!

|

posted by Autotechnology on 10:28 AM | permalink