Five Horizons   untuk mereka yang kesepian, dan terasing, di rumahnya sendiri...

Tuesday, May 17, 2005

menonton berita pagi

sekarang menonton berita jadi kegiatan rutin saya setelah kebiasaan saya yang satunya mulai terbina yaitu... bangun pagi. sebenernya dalam menonton berita saya lebih kearah menonton penyiarnya yang menor-menor itu daripada isi beritanya sendiri heheh. dulu ada survey kalo seorang laki-laki (normal) menonton berita yang penyiarnya cewe cakep, berita yang bisa diterima cuma 30% saja. mungkin ada teori docoding encoding juga ya disini hahaha... well, eniweys, kebiasaan ini jadi nambah lagi ke kebiasaan yang lain, yaitu nonton berita sore/malam. kalo berita siang gak bisalah, kan kerja. hari ini, saya masih kepikiran sama salah satu berita (bukan berita sih, apa ya... feature kali) yang bercerita tentang seorang bapak dengan nama ***ardi, berumur 70an tahun tetapi masih bekerja sebagai penjahit. bapak ini tinggal di kota solo, sendirian setelah ditinggal mati istrinya 15 tahun lalu. sehari, hari bapak ini menjahit dengan mesin jahit engkol, dengan upah 2000-3000 rupiah. kalo lagi bagus rata-rata sehari bisa dapat 10.000-15.000 rupiah. jadi sebulan kurang lebih 300.000-450.000, sudah bisa hidup (sendirian). dia bilang, "yo nek aku kepenak urip dhewe, soale ngopo-ngopo enak. ora ngrepoti anak."
singkatnya -karena memang singkat. durasi bo'- pemandangan pun berganti jadi cewek si pembawa berita tadi, yang menor dan seksi itu. begitu kontras dengan bapak ***ardi tadi yang cuma tinggal di sebuah pojok gedung tua yang kumuh. sedangkan si cewek tadi saya kurang lebih taulah bagaimana gaya hidup mereka-mereka ini. tapi ya sudahlah, memang itulah hidup.

moral cerita: don't shoot the messenger

|

posted by Autotechnology on 3:28 PM | permalink